Dunia internet dan
smartphone merupakan bidang yang sangat kencang pertumbuhannya beberapa waktu terakhir. Di dunia internet,
social media dengan Facebook sebagai pemimpin kini menyedot lebih dari 80 persen pengguna internet. Artinya, kini, selera pengguna internet sudah berubah. Pengguna internet kini lebih banyak menghabiskan waktunya di
social media untuk berinteraksi. Mereka mungkin masih mencari berita atau referensi, tetapi jumlahnya mungkin saja sudah sangat berkurang karena referensi dan berita bisa juga diperoleh melalui
social media.Di bidang
gadget, kemajuan
smartphone terutama yang ber-OS Android telah mengubah peta persaingan dan mengaduk-aduk vendor yang sudah eksis sebelumnya. Nokia, Apple, dan RIM kini harus rela OS buatan mereka dilampaui oleh Android Google. Bahkan, karena merasa terlalu jauh tertinggal, Nokia meninggalkan OS mereka sendiri dan bergabung ke Microsoft.
Kemajuan yang dicapai oleh Facebook
dan Android tersebut tentu punya dua sisi, positif dan negatif. Positif bagi Facebook, kini anggotanya sudah lebih dari 600 juta orang. Negatifnya, tingkat keamanan Facebook justru makin dipertanyakan. Demikian juga Android, dari berbagai sistem operasi
smartphone, tampaknya Android merupakan OS yang paling mudah diserang dan disusupi program jahat, termasuk di toko aplikasinya.
Untuk memastikan bahwa Facebook dan Android paling tidak aman, kita bisa melihat sebuah laporan analisis keamanan yang dilakukan AVG baru-baru ini untuk kuartal I tahun 2011. Menurut AVG, kampanye jahat (
malicious campaigns) di Facebook meningkat tiga kali lipat dalam setahun terakhir. Untuk Android, AVG menyatakan bahwa
user mengalami peningkatan risiko penting terkait dengan sifat Android yang
open source dan pendekatan
open garden yang diterapkan, di mana memungkinkan pengguna menginstal perangkat lunak pada
smartphone mereka sehingga membuka pintu bagi
hacker membuat kode berbahaya. Selain itu, adanya fragmentasi dalam paltform Android (seperti Donut, Eclair, dan Gingerbread) juga tidak membantu menjadikan Android lebih aman.
Untuk Facebook, AVG memberikan catatan bahwa popularitas Facebook memiliki harga, yaitu Facebook dijadikan sasaran untuk melakukan kejahatan internet. Karena bisa menjangkau 600 juta pengguna, Facebook menjadi sasaran menarik bagi penjahat
cyber. Hal ini terkait dengan popularitas penjahat
cyber itu sendiri, yang bila sukses melakukan kejahatan di Facebook berarti bisa menaklukkan 600 juta orang lebih. Selain itu, adanya kepercayaan terhadap teman yang tinggi di Facebook, misalnya dalam kasus URL pendek beberapa waktu lalu, jika seorang teman sudah mengklik URL tersebut, teman yang lain akan percaya dan ikut mengklik sehingga membuat penjahat
cyber lebih mudah melakukan kejahatan
cyber yang sukses.
AVG menunjukkan 42 persen
malware yang terdeteksi di Facebook berasal dari aplikasi pihak ketiga. Menurut AVG, pengguna Facebook sering tergoda untuk mengikuti beberapa survei (padahal ini jebakan) yang bila diikuti dijanjikan kesempatan untuk menonton video tertentu yang kebanyakan adalah video porno. Ada juga halaman survei di Facebook yang berisi
click jacking yang tidak diketahui di mana tombol "Like"-nya sehingga bila pengguna mengklik
mouse tanpa sengaja di halaman tersebut,
wall-nya akan dipenuhi oleh pesan-pesan atau
update status otomatis yang sering vulgar sehingga membuat malu pengguna atau bisa menyebarkan kepada temannya yang juga mengklik halaman survei tersebut.
Tidak itu saja, keamanan di Facebook sudah menjadi bahan diskusi yang sangat lama. Sebagai bukti betapa lemahnya keamanan situs ini adalah saat halaman fans CEO Facebook sendiri, Mark Zuckerberg, dibobol
hacker beberapa waktu lalu. Selain itu, juga kasus URL pendek, URL video yang meminta pengguna mengklik untuk melihat video porno Lindsay Loohan, dan masih banyak lagi. Hal ini menandakan bahwa walaupun telah berusaha membuat situs ini aman, penjahat
cyber ternyata lebih pintar dan tetap bisa melakukan kejahatannya.
Untuk meminimalisasi gangguan keamanan di Facebook, Anda perlu melakukan hal-hal berikut ini.
1. Selalu menggunakan https, bukan http biasa karena lebih mudah disusupi program jahat,
hacker,
malware, dan sejenisnya. Untuk mengubah http menjadi https, klik Account Setting, lalu klik Account Security, kemudian centang kedua kotak yang tersedia.
2. Pakailah aplikasi pihak ketiga sesedikit mungkin. Aplikasi pihak ketiga merupakan sumber utama serangan terhadap akun Facebook. Hati-hatilah menggunakan aplikasi, kalau sudah selesai menggunakan satu aplikasi tertentu, segera hapus aplikasi tersebut dari daftar aplikasi yang dipakai.
3. Hati-hati terhadap URL yang terlalu baik untuk menjadi kenyataan. Kata-kata berlebihan, janji yang cukup muluk yang mengiringi satu URL tertentu, biasanya merupakan
malware atau virus yang menyusup di Facebook. Hindari untuk mengklik URL seperti ini.
4. Jangan melakukan
chat jika tidak terlalu memaksa. Kalau bisa, gunakan saja YM, jangan
chat di Facebook karena melalui
chat juga banyak ditemukan program jahat yang merusak akun di Facebook. Tentu kehati-hatian pengguna merupakan hal yang utama. Jika pengguna tidak berhati-hati dalam menggunakan akun di Facebook, usaha Facebook meningkatkan keamanan akan sia-sia.