Minggu, 09 Januari 2011

Kemenkominfo Akan Cabut Izin RIM Di Indonesia

 
JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring kembali mengancam akan mencabut izin usaha Research in Motion (RIM) karena menilai perusahaan tersebut tidak mematuhi aturan yang berlaku di Indonesia.

"Kita sudah memperingatkan RIM agar mau memblokir situs porno yang ada di BlackBerry namun mereka menolaknya. Kalau tidak dipenuhi, ya Kemenkominfo akan mencabut izinnya di Indonesia," terang Tifatul, usai pelantikan pejabat Eselon 1 di jajaran Kemenkominfo, Jakarta, Jumat (7/1/2011).

Menurut Tifatul, RIM masih akan diberi kesempatan untuk bertemu dengan pihak Kemenkominfo hingga 2 pekan ke depan. Jika tidak Kemenkominfo tanpa ragu lagi akan memberikan sanksi kepada perusahaan asal Kanada tersebut berupa pencabutan izin operasional.

"Kita masih beri tenggat waktu 2 minggu lagi. Setelah itu kita akan beri sanksi," tegas Menteri asal PKS tersebut.

Sementara itu, terulangnya warning yang diberikan kepada RIM dari pemerintah, menurut Kepala Humas dan Informatika Gatot S Dewabroto bukan merupakan sesuatu yang mendadak. Melainkan sudah jauh-jauh hari diberikan peringatan dan bahkan dilakukan pertemuan.

"Kita sudah ada pertemuan dengan pihak RIM beberapa waktu lalu tapi mereka menolak mematuhinya. Nanti pekan depan akan ada pertemuan lagi, baru setelah itu akan diberikan sanksi tegas jika memang tidak mematuhinya. Jadi tidak ada ancaman yang sifatnya mendadak," tukas Gatot.

Gatot juga menambahkan, kendati sudah menunjuk Country Manager PT RIM Indonesia, pihaknya masih akan menunggu perwakilan dari Kanada untuk melakukan pertemuan. Bagi Gatot, itu bukanlah masalah, karena tidak tercantum dalam undang-undang.

"Kita menghormati masalah tersebut. Tapi kalau masalah sensor pornografi, itu sudah tertuang dalam undang-undang. kita tidak bisa mentolerirnya," tandasnya.

Sebelumnya juga, Muhammad Budi Setiawan dari Postel mengatakan, (RIM Indonesia) mengeluh pada saat pertemuan terakhir terkait masalah sensor di handset. Mereka tidak mau mengeluarkan investasi buat melakukan sensor di handset BlackBerry.

Walaupun pada dasarnya, RIM Indonesia setuju mengenai aturan sensor internet. Namun mereka itu malah meminta dana investasi kepada operator selaku partner mereka di Indonesia.
read more...

Komputer Tablet Meroket di 2011


Lembaga survei Accenture memprediksi bahwa daya beli konsumen terhadap ponsel (tidak termasuk smartphone) akan
turun hingga 39 persen. Sementara itu, PC (personal computer) turun 56 persen pada 2011 dibandingkan 2010.

Sebaliknya, daya beli konsumen terhadap TV berteknologi 3D justru akan melambung hingga 500 persen, diikuti komputer tablet yang diramalkan tumbuh 160 persen. Selanjutnya, perangkat pembaca e-book naik sekitar 133 persen, dan smartphone sebesar 26 persen.

Sekadar diketahui, survei tahunan yang dilakukan Accenture ini fokus pada penggunaan sekaligus pengeluaran pengguna ketika mereka dihadapkan dengan 19 teknologi konsumer elektronik yang berbeda.

Adapun sampel yang terlibat pada survei ini sekitar 8.000 responden. Mereka berasal dari delapan negara berbeda, baik negara maju maupun berkembang, termasuk Brasil, China, India, Rusia, Prancis, Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat (AS). Menurut Accenture, responden di negara-negara berkembang justru menjadi kunci pasar yang mewakili populasi penduduk global.

Menurut survei, 17 persen responden berencana untuk membeli PC (termasuk desktop dan laptop) tahun ini. Jumlah itu menurun 39 persen dibanding tahun lalu. Selain itu, responden akan menggunakan lebih dari satu perangkat seperti tablet PC untuk menemani PC tradisional.

Sebagai contoh, sedikitnya setiap pekan, sekitar 40 persen responden mengirim e-mail dari tablet PC. Selain mengecek e-mail, responden juga menggunakan tablet PC untuk browsing Web, menonton video, membaca buku elektronik, surat kabar, dan majalah.

"Hasil penelitian ini menimbulkan pertanyaan baru: dalam jangka panjang, apakah PC desktop dan laptop di rumah akan semakin digantikan oleh jajaran perangkat alternatif seperti komputer tablet, netbook, smartphone, dan perangkat pembaca e-book?" ujar Kumu Puri, eksekutif senior Electronics & High-Tech Practice Accenture, yang dikutip VIVAnews.com dari Cellular News, Jumat 7 Januari 2011.

"Jika kekuatannya diukur dengan unit yang terjual, komputer PC masih belum terkalahkan. Sekitar 93 persen responden mengaku telah memiliki PC, proporsi tertinggi di antara 19 teknologi yang menjadi opsi," kata Puri.

"Namun, jika diukur dari tingkat pertumbuhan, pasar PC akan terus lesu dan merosot. Ada potensi di mana era PC di rumah akan berakhir, tidak lagi seperti yang dilihat sekarang ini," tuturnya.
read more...