MENCIPTAKAN figur
Ayah dan Ibu yang ditakuti untuk anak memang tak asing lagi. Dan kenyataannya cara ini cukup ampuh. Namun, mengingat dampak yang akan dialami anak nanti, sebaiknya jangan menciptakan hal-hal yang dapat menakuti atau bersifat mengancam.
Sebab, tanpa figur yang ditakuti, anak bisa disiplin,
kok. Caranya:
Ajarkan konsekuensi
Berikan pengertian kepada anak, melakukan atau tidak melakukan sesuatu tetap ada konsekuensinya – negatif atau positif. Misal, “Jika Adik makannya habis, nanti Mama temani main boneka. Tapi jika tidak habis, Adik main boneka sendiri.” Dengan begitu, anak mulai belajar mengikuti peraturan tanpa adanya perasaan takut terhadap ancaman atau figur tertentu.
Konsisten
Apa yang
Ibu ucapkan harus sesuai dengan yang
Ibu lakukan. Contoh, karena si kecil tidak mau membersekan mainannya,
Ibu menghukumnya dengan tidak mengizinkan si kecil nonton film kartun favoritnya selama 10 menit.
Jangan merasa iba lantas luluh dengan tangisan atau rengekan si kecil. Bisa-bisa dia berpikir bahwa
Ibu marah hanya sebentar. Rencana mendisiplinkan anak pun gagal. Jangan lupa jelaskan kepada si kecil, mengapa dia dihukum.
Reward and Punishment
Jangan irit memberi
reward (penghargaan) saat anak menuruti permintaan
Ibu. Tidak harus berupa barang, pujian, atau hal-hal yang disukai anak, misalnya bermain, menonton film kesukaan pun bisa diberikan.
Sedangkan
punishment (hukuman) bisa berupa ‘mencabut’ sesuatu yang membuatnya senang (memberikan efek jera), sehingga anak tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.
Orangtua harus kompak
Jangan sampai yang satu bertindak sebagai ‘satpam’ (memberi aturan dan teguran) sedangkan yang satu bertindak sebagai ‘pelindung’ (selalu membela anak). Misal,
Ayah meminta anak belajar tapi
Ibu membela, maka anak akan berlindung kepada
Ibu dan melawan
Ayah, atau sebaliknya. Bila ada perbedaan pendapat antara
Ayah dan Ibu sebaiknya bicarakan secara pribadi, jangan di depan anak. (Sumber: Tabloid Mom & Kiddie)
(//ftr)
0 komentar: on "4 Cara Membuat Anak Disiplin."
Posting Komentar