Meski tak berpengaruh ekstrem pada kesehatan, namun bisa mendorong resistensi obat.Minum antibiotik saat terserang flu dan batuk sudah cukup umum dilakukan untuk meredakannya. Tapi, jangan sembarangan meminum obat antibiotik. Siapa tahu, antibiotik yang Anda minum diproduksi untuk pengobatan penyakit berat.
Berdasarkan sebuah penelitian di Inggris, sekitar 10 juta orang Inggris mendapat resep antibiotik yang salah dari dokter, meski tak berpengaruh negatif pada penyakitnya. Hanya, terlalu sering mengonsumsi antibiotik akan mendorong resistensi obat.
Sejak 2008, Departemen Kesehatan Inggris melakukan kampanye menghentikan penggunaan antibiotik untuk penyakit ringan seperti batuk, pilek dan sakit tenggorokan.
Tahun ini, National Institute for Health and Clinical Excellence (Nice) juga mengeluarkan pedoman untuk dokter agar tidak memberikan obat-obatan tertentu, termasuk antibiotik, kepada pasien penyakit ringan, seperti infeksi telinga atau bronkitis. Meski demikian, antibiotik masih secara luas digunakan untuk mengatasi berbagai penyakit infeksi virus di Britania.
Seperti
VIVAnews kutip dari
Telegraph, Komisi Eropa menemukan, 42 persen orang menerima antibiotik dalam 12 bulan, saat terserang flu, sakit tenggorokan, pilek, batuk atau bronkitis yang disebabkan virus. Sebagian besar meminum antibiotik yang tidak tepat.
Prof Mark Enright, mantan profesor Epidemiologi Molekuler di Imperial College London, mengatakan, "Dokter meresepkan sedikitnya dua kali lipat resep antibiotik daripada yang kita butuhkan."
"Hanya satu dari lima infeksi pernapasan atas akibat bakteri yang merespons antibiotik. Walaupun sebagian orang mengerti bahwa antibiotik tidak berguna, namun mereka masih menginginkannya," katanya.
Prof Enright mengatakan kampanye pengurangan antibiotik sangat dibutuhkan untuk penanganan penyakit ringan
sumbernya
0 komentar: on "Perlukah Antibiotik Saat Flu"
Posting Komentar