Selasa, 07 Juni 2011

Pentingnya Vaksinasi Hepatitis B


Saya seorang guru perempuan di sebuah SMP swasta. Sekolah kami melaksanakan tes hepatitis B bagi semua guru dan karyawan. Hasil tes saya anti-Hbs Ag negatif dan anti-Hbs negatif. Saya termasuk yang disarankan oleh dokter sekolah untuk menjalani vaksinasi hepatitis B. Semua biaya tes dan vaksinasi ditanggung sekolah. Apa manfaatnya bagi saya karena ternyata vaksinasi harus dilakukan tiga kali. Apakah jika sudah menjalani vaksinasi saya dijamin tak tertular hepatitis B.
Saya akan menikah lima bulan lagi. Apakah vaksinasi akan memengaruhi kemungkinan saya punya anak? Menurut teman-teman saya, sebaiknya calon suami saya juga di tes, apakah benar anjuran tersebut? Setahu saya, di negeri kita sudah dilaksanakan program vaksinasi hepatitis B kepada bayi yang baru lahir. Kenapa orang dewasa seperti saya masih harus menjalani vaksinasi. Kelompok apa saja yang disarankan untuk vaksinasi hepatitis B. Terima kasih.
M di J
Penyakit hepatitis virus banyak macamnya, tetapi yang penting kita ketahui adalah hepatitis A, hepatitis B, dan hepatitis C. Penularan hepatitis A pada umumnya melalui makanan dan minuman. Kalau makan dan minuman tercemar virus hepatitis A, mereka yang terinfeksi dapat menjadi sakit, tetapi ada juga yang tak merasa sakit. Jika merasa sakit, gejalanya biasanya adalah demam, rasa lemah, mual, dan mata kuning.
Acapkali gejala berat sehingga penderita harus dirawat di rumah sakit. Sedangkan bagi mereka yang tak mengalami sakit, dapat diketahui telah terpajan hepatitis A dari pemeriksaan laboratorium. Namun, penderita yang mengalami sakit biasanya akan sembuh dan untungnya pada jenis hepatitis A ini tidak ada bentuk kronik. Nah, jagalah kebersihan makanan dan minuman di kantin sekolah.
Hepatitis B dan C menular melalui cairan tubuh sehingga penularannya biasanya adalah dari ibu hepatitis B positif ke bayinya, melalui hubungan seksual, transfusi darah, serta dalam risiko kecil juga dapat menular melalui air ludah, pisau cukur, atau penggunaan alat tajam pada tato. Namun, sebenarnya yang sekarang mengkhawatirkan adalah penularan hepatitis B dan C melalui penggunaan jarum suntik bersama pada remaja yang menggunakan narkoba suntikan. Biasanya penularan ini terjadi karena penggunaan jarum secara bersama. Jika salah seorang dari mereka mengidap hepatitis B atau C, virus tersebut (jangan lupa juga HIV) berisiko menular pada yang memakai jarum suntik yang tercemar tersebut.
Pengguna narkoba suntikan yang berobat di RS Cipto Mangunkusumo sekitar 80 persen tertular hepatitis C dan sekitar 18 persen tertular hepatitis B. Jadi, lebih banyak yang tertular hepatitis C. Kekerapan hepatitis A, B, ataupun C di negeri kita masih tinggi. Paling kerap adalah hepatitis A setelah itu hepatitis B dan C. Pengobatan hepatitis A sederhana, terapi ditujukan untuk mengatasi gejala tak ada obat virus secara khusus. Sedangkan obat untuk hepatitis B ditujukan untuk hepatitis B kronik. Untunglah, hepatitis B yang menjadi kronik hanya sekitar 5 persen sampai 10 persen. Pengobatannya menggunakan obat suntikan interferon atau obat antivirus yang diminum. Kedua macam obat di negeri kita masih mahal.
Pada hepatitis C kekerapan yang menjadi kronik jauh lebih tinggi sekitar 80 persen. Terapi hepatitis C juga menggunakan suntikan interferon yang mahal itu. Lama penggunaan 6 bulan sampai 12 bulan. Biayanya dapat mencapai sekitar Rp 100 juta. Sekarang juga sedang dalam penelitian obat hepatitis C bentuk tablet yang mudah-mudahan dapat menggantikan suntikan interferon atau mengurangi jumlah suntikan interferon. Namun, kita masih harus menunggu sekitar 3 sampai 5 tahun lagi. Karena itu, upaya pencegahan penyakit hepatitis amatlah penting.
Pencegahan
Pencegahan hepatitis A dilakukan dengan menjaga kebersihan makanan dan minuman kita agar tak tercemar virus hepatitis A. Selain itu, perilaku anal seks, misalnya, juga dapat menularkan hepatitis A. Sedangkan untuk hepatitis B, selain menjaga kebersihan, penggunaan jarum dan alat kedokteran lain harus dijaga agar tak tercemar hepatitis B. Alat suntik yang digunakan harus sekali pakai, sedangkan alat kedoketran lain jika harus dipakai ulang perlu disterilkan lebih dahulu. Nah, untuk hepatitis A ataupun B sudah ada vaksinnya, tetapi vaksin hepatitis C masih dalam penelitian. Kita tunggu saja.
Melihat hasil tes Anda, tampaknya Anda belum terpajan virus hepatitis B (HbsAg negatif), tetapi juga belum punya kekebalan (anti-HBs negatif) sehingga memang dianjurkan untuk vaksinasi hepatitis B. Vaksinasi memang tak dapat 100 persen menjamin orang tak tertular, tetapi daya lindung vaksin hepatitis A ataupun B cukup tinggi untuk mencegah penularan.
Vaksin hepatitis B tak berdampak buruk pada risiko kesuburan, bahkan vaksin ini dapat mencegah penularan dari ibu hamil ke bayinya. Jadi, amatlah baik jika Anda divaksinasi. Di negeri kita memang telah dilaksanakan program vaksinasi hepatitis B pada bayi baru lahir sejak tahun 1997. Bayi yang baru lahir secepatnya (kalau mungkin sewaktu umur satu hari) telah diberikan suntikan hepatitis B yang pertama, kemudian akan dilanjutkan dengan suntikan kedua dan ketiga. Sedangkan bayi yang lahir dari ibu positif hepatitis B, selain divaksin, juga harus mendapatkan obat imunoglobulin hepatitis B.
Siapa saja yang dianjurkan untuk tes hepatitis B? Di antaranya ibu hamil, penderita yang akan menjalani hemodialisa, mereka yang punya riwayat menggunakan narkoba suntikan, mereka yang melakukan hubungan homoseksual, petugas kesehatan, serta masyarakat umum yang belum pernah menjalani vaksinasi hepatitis B. Jadi, calon suami Anda ada baiknya tes juga jika belum pernah vaksinasi hepatitis B.
Tanggal 28 Juli 2011 ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk pertama kali akan menyelenggarakan hari hepatitis sedunia. Mari kita jadikan tahun 2011 ini menjadi tahun untuk lebih peduli pada penanggulangan hepatitis di negeri kita.
Dr samsuridjal djauzi

Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

0 komentar: on "Pentingnya Vaksinasi Hepatitis B"

Posting Komentar